Cerita Irjen Pol Rachmad Wibowo tentang Film 13 Bom di Jakarta yang Sudah Ditonton 1 Juta Orang

- 25 Januari 2024, 23:02 WIB
FILM KISAH NYATA: Salah satu cuplikan Film 13 Bom di Jakarta”, yang diangkat dari kisah nyata kasus teror bom di Mall Alam Sutera pada tahun 2015 lalu.
FILM KISAH NYATA: Salah satu cuplikan Film 13 Bom di Jakarta”, yang diangkat dari kisah nyata kasus teror bom di Mall Alam Sutera pada tahun 2015 lalu. /

KLIKSUMSEL, PALEMBANG - Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol A. Rachmad Wibowo mengomentari cerita film “13 Bom di Jakarta”, yang diangkat dari kisah nyata kasus teror bom di Mall Alam Sutera pada tahun 2015 lalu. Film ini sudah ditonton lebih dari 1 juta orang dalam waktu kurang dari satu bulan. 

Dikatakan Irjen Pol Rachmad Wibowo, saat itu dirinya menjabat sebagai Kasubdit IT/Cybercrime Dittipideksus Bareskrim Polri. Dia juga sudah nonton bareng film tersebut bersama jajarannya beberapa waktu lalu, dan membenarkan bagaimana CEO Indodax Oscar Darmawan ikut membantu penyelidikan sehingga Densus 88 Anti Teror Polri berhasil menangkap pelakunya.  

“Saat kejadian itu, saya menjabat sebagai Kasubdit Cyber, dan team yang bergerak menyelidiki di lapangan adalah team yang dipimpin oleh Komjen Pol Martinus Hukom (saat ini Kepala BNN RI), Irjen Pol Ibnu Suhaindra (saat ini Deputy di BNPT RI), Irjen Khrisna Murti (saat ini Kadiv Hubinter Polri), dan Irjen Pol Heri Heryawan (saat ini staff khusus Mendagri),” ujar Racmad memulai kisahnya.

“Para Jenderal tersebut pada saat kejadian bertugas di Densus 88 Anti Teror Polri dan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, di mana Kapoldanya adalah Jenderal Tito Karnavian, yang kelak menjadi Kapolri dan saat ini menjabat sebagai Mendagri,” lanjutnya.

Rachmad melanjutkan kisahnya, beberapa saat setelah kejadian, selaku Kasubdit Cyber, dirinya menerima laporan dari manajemen Alam Sutra, bahwa mereka menerima email yang berisi ancaman akan diledakan lagi bom di Mall mereka, bilamana Alam Sutra tidak membayar uang tebusan sebesar 100 BTC (Bitcoin), yang saat itu berkisar diangka tiga juta rupiah per Bitcoin nya.

“Dari hasil penyelidikan team Cyber Bareskrim Polri, diketahui bahwa pengirim email terindikasi menguasai teknologi, yang ditandai kemampuannya mengaburkan jejak sehingga menyulitkan pelacakan, dan belum diyakini apakah pengirim email ini betul pelaku peledakan Bom,” tuturnya.

Karena pelaku meminta tebusan menggunakan mata uang Bitcoin, maka Rachmad berkonsultasi dengan Oscar Darmawan, serta disepakati untuk mengirim sejumlah bitcoin, dengan harapan dapat teridentifikasi pelakunya.

Ternyata bitcoin yang dikirimkan tersebut direspon oleh pelaku yang mengirimkan kembali email ancaman dengan nada kecewa karena jumlah bitcoin yang dikirim tidak sesuai dengan jumlah yang diminta. 

Namun pelaku tetap melakukan upaya pencucian bitcoin untuk mempersulit pelacakan, dan dengan kemampuan yang dimiliki oleh Oscar, bisa diketahui rekening bank dan lokasi ATM yang digunakan pelaku untuk menarik uang dalam bentuk rupiah. 

Halaman:

Editor: Donni


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah